Dosen Pascasarjana IAIN Dr. Erwin Mahrus, M.Ag melaunching bukunya yang berjudul “Jejak Sang Imam” di Sambas. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2022 di Aula MAN Insan Cendikia Sambas.

Buku “Jejak Sang Imam” adalah buku tentang biografi tokoh ulama Sambas. Acara launching buku ini dibuka langsung oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, H. Mufizar.

Dalam sambutannya, Mufizar menjelaskan tentang Sambas yang dikenal sebagai Kota Serambi Mekah di Kalimantan Barat karena banyak ulama besar yang berasal dari Sambas. Salah satunya adalah H. Muhammad Jabir (1872-1947) yang bergelar Imam Kerajaan yang karya-karyanya masih terpelihara sampai sekarang.

Dalam acara ini Dr. Erwin Mahrus, M. Ag mengatakan bahwa beliau termotivasi menulis tokoh Imam Muhammad Jabir mengingat masih langkanya karya-karya tentang ulama lokal dari Kalimantan Barat dan masih rendahnya literasi generasi muda dalam pengetahuan terkait local content. “Masyarakat dan anak didik kita barangkali lebih kenal tokoh dari luar dibandingkan misalnya dengan Syekh Ahmad Khatib, dan Maharaja Imam Basiuni Imran dan Imam Muhammad Jabir. Padahal mereka adalah tokoh lokal, namun memiliki reputasi internasional”, jelasnya.

Di masa hidupnya, Imam Jabir pernah diberikan tugas untuk mengurus penyelenggaraan haji dan umrah. Beliau secara khusus menulis sebuah kitab terkait manasik haji dan umrah tersebut dengan judul Risalat al-Haj. Di bagian akhir kitab ini tertulis: “Telah khatamlah ini risalah yang kecil bicara haji dan umrah dan ziarah dengan ringkas. Karya ini diterbitkan di Singapura pada tahun 1924.

Selain itu, beliau juga menulis Kitab Risalat al-Tajhiz yang masih berupa manuskrip (tulisan tangan) pada masa pendudukan Jepang di Kalimantan Barat tahun 1943. Dari kiprah dan perjalanan hidup Sang Imam, banyak pelajaran yang bisa dipetik terutama bagi generasi muda hari ini.

Jauh sebelum Pemerintah Kabupaten Sambas membuat program Gerakan Ayo Sekolah, Jabir telah memulainya sejak awal abad ke-20 khususnya ketika ia menjabat sebagai Nazhir (Pengawas) Madrasah al-Sultaniyah, sebuah Lembaga pendidikan Islam tertua di Kalimantan Barat. Ia selalu menganjurkan putera-puteri Sambas agar bersekolah, menuntut ilmu dunia dan akhirat. Pendeknya, Jabir merupakan sosok ulama cinta ilmu, disiplin, kharismatik, tegas namun tetap bersahaja dan rendah hati.

Buku karya Dosen Pascasarjana IAIN Pontianak ini terdiri dari 10 bagian yang menjelaskan silsilah keturunan, pendidikan, karir di pemerintahan kerajaan, dan karya yang dihasilkan, serta keteladanan dari Sang Imam.

Penulis menyampaikan bahwa buku ini terbit dan launching berkat kontribusi banyak pihak. “Saya menghaturkan terima kasih kepada keluarga besar Imam Muhammad Jabir yang telah memberikan data-data yang diperlukan. Tak kurang juga kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas yang telah memfasilitasi acara Launching Buku Jejak Sang Imam hari ini. Demikian halnya kepada Ketua MABM Kabupaten Sambas, Kepala MAN IC Sambas, Yayasan Pusaka Dunia Melayu dan Majelis Adat Budaya dan Seni Lubuk Dagang Bertamadun”, pungkasnya.