Mahasiswa MPAI Teliti Peran Modal Sosial GP Ansor dalam Membentuk Identitas Moderat pada Pemuda
Pontianak, 24 November 2025. Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Roziqin dengan NIM 22441019, tengah menjadi perhatian akademik setelah melaksanakan ujian seminar proposal tesis berjudul “Pemanfaatan Modal Sosial GP Ansor dalam Membentuk Identitas Moderat pada Pemuda di Kecamatan Sungai Kakap.” Proposal tersebut dipresentasikan dalam Seminar Proposal Tesis di hadapan para dosen penguji Prof. Dr. Sukino, M.Ag (Penguji 1) dan Dr. Usman, M.Pd.I (Penguji 2) pada Senin, 24 November 2025 diruang sidang pascasarjana lt. 3.
Dalam paparannya, Roziqin menjelaskan bahwa penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap meningkatnya paparan intoleransi dan paham keagamaan non moderat di kalangan pemuda. Menurutnya, organisasi kepemudaan keagamaan seperti GP Ansor memiliki modal sosial yang kuat dan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai Islam moderat secara lebih efektif.
“GP Ansor memiliki jaringan, kepercayaan dan norma yang dapat menjadi media pendidikan nilai moderasi beragama. Modal sosial ini berpotensi besar membentuk identitas moderat pada pemuda di tingkat akar rumput,” ujar Roziqin saat mempresentasikan proposalnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif Pendidikan Agama Islam serta memanfaatkan teori modal sosial Putnam dan teori identitas sosial sebagai landasan analitis. Roziqin akan menggali lebih dalam bagaimana kegiatan kaderisasi, program sosial, serta jaringan organisasi dapat menjadi sarana internalisasi nilai toleransi, anti-kekerasan, komitmen kebangsaan, dan penghargaan terhadap budaya lokal.
Para dosen penguji memberikan apresiasi terhadap keberanian Roziqin mengangkat isu moderasi beragama melalui konteks organisasi kepemudaan. Prof. Dr. Sukino, M.Ag mengungpkan bahwa penelitian ini memiliki kebaruan karena tidak hanya melihat GP Ansor sebagai organisasi sosial-keagamaan, tetapi juga sebagai instrumen pendidikan nonformal yang berperan penting dalam pembentukan karakter pemuda.
Dr. Usman, M.Pd.I menyampaikan bahwa penelitian ini relevan dengan kebutuhan nasional untuk memperkuat moderasi beragama di tengah arus digitalisasi dan perubahan sosial yang cepat, terutama di kalangan generasi muda .
Para penguji berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan strategi pendidikan agama Islam yang lebih kontekstual dan responsif terhadap kebutuhan pemuda. Mereka menekankan agar Roziqin dapat menggali data lapangan secara mendalam, menyajikan analisis yang tajam, serta menghasilkan temuan yang bermanfaat tidak hanya bagi dunia akademik, tetapi juga bagi organisasi kepemudaan, masyarakat dan pemangku kebijakan lokal. Para penguji juga berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam memperkuat praktik moderasi beragama di tingkat komunitas.

