| | |

Manfaat Program PKM-KI Menjangkau Kabupaten Melawi

Melawi – Program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Karya Ilmiah (PKM-KI) kembali menghadirkan dampak positif bagi peningkatan kompetensi guru di Kabupaten Melawi. Kegiatan yang diselenggarakan di MIN 2 Melawi ini dipimpin oleh Abdul Syukur, mahasiswa Pascasarjana IAIN Pontianak Program Studi MPBA, dengan bimbingan Dr. Hj. Nelly Mujahidah, M.S.I.

Pelatihan yang mengusung tema “Pembuatan Modul Ajar Bahasa Arab Berbasis KBC (Kurikulum Berbasis Cinta)” diikuti oleh guru-guru Madrasah Ibtidaiyah negeri dan swasta, guru Bahasa Arab MTsN 2 Melawi, guru Bahasa Arab MAN Melawi, serta guru-guru Pendidikan Agama Islam dari berbagai madrasah di Kabupaten Melawi.

Dalam sambutannya, Kepala MIN 2 Melawi, Hj. Siti Nurlaila, S.Ag., M.Pd., sekaligus Ketua KKM Gugus MIN 2 Melawi, memberikan dukungan penuh terhadap para guru yang terus melanjutkan studi demi meningkatkan kompetensi dan keterampilan. Ia menekankan bahwa komitmen untuk belajar sepanjang hayat merupakan fondasi penting dalam peningkatan mutu pendidikan madrasah.

Melalui pelatihan ini, para guru diajak mendalami konsep Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang menekankan pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, dan perhatian pada aspek sosial-emosional peserta didik. Kurikulum ini bertujuan melahirkan generasi yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, serta menjadikan cinta sebagai landasan utama proses belajar.

Peserta juga dibekali pemahaman mengenai prinsip kurikulum modern, yang dipahami sebagai rencana pembelajaran komprehensif mencakup dimensi pengetahuan, pengalaman, dan pembentukan karakter. Kurikulum harus fleksibel, terpadu, dan disusun berdasarkan tahapan perkembangan peserta didik untuk menciptakan pendidikan yang holistik. Berdasarkan teori kontemporer, kurikulum memiliki empat dimensi: kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai rencana tertulis, kurikulum sebagai implementasi nyata, dan kurikulum sebagai hasil (outcome). Keempat perspektif ini membantu guru merancang modul ajar yang lebih terarah, aplikatif, dan berdampak bagi perkembangan peserta didik.

Sebagai pelaksana kegiatan, Abdul Syukur menegaskan bahwa PKM-KI menjadi ruang penting dalam menghubungkan teori akademik dengan praktik nyata di sekolah. Sementara itu, Dr. Hj. Nelly Mujahidah memberikan apresiasi atas antusiasme guru yang mengikuti pelatihan dengan penuh komitmen dan keterbukaan terhadap inovasi.

Dalam closing statement-nya, Dr. Hj. Nelly Mujahidah menekankan bahwa guru harus adaptif terhadap perubahan regulasi dan perkembangan teknologi. Menurutnya, Kurikulum Berbasis Cinta hanya dapat diimplementasikan dengan baik jika guru terus meng-upgrade kompetensinya serta mampu menempatkan nilai kasih sayang, empati, dan kepedulian sebagai inti pendidikan. “Perubahan itu cepat, dan pendidikan harus menjawab perubahan dengan cinta dan kompetensi,” ujarnya.

Kegiatan PKM-KI di Kabupaten Melawi ini membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghadirkan perubahan nyata. Dengan memperkuat pemahaman tentang KBC dan kurikulum modern, guru-guru diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang lebih humanis, bermakna, dan berlandaskan cinta.

Similar Posts