Studium Generale : Isu-Isu Kontemporer Dalam Kajian Keislaman Interdisipliner Di Era 5.0
Pontianak, Pascasarjana IAIN Pontianak selenggarakan kegiatan Studium General dengan tema” Isu-isu Kontemporer Dalam Kajian Keislaman Interdisipliner di Era 5.0 ”. dengan menghadirkan Narasumber Dari UIN Salatiga, Dr. Muhammad Chairul Huda, M.H. pada selasa, 10 September di Aula A. Rani IAIN Pontianak.
Studium generale ini dihadiri oleh para pejabat dilingkungan Pascasarjana IAIN Pontianak , serta turut hadir juga Wakil Rektor II bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan (AUPK) Prof. Dr. H. Herlambang, MA, para Kaprodi, para dosen serta mahasiswa baru tahun akademik 2024-2025 dari Prodi Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI), Magister Ekonomi Syariah (MES), Magister Pendidikan Bahasa Arab, dan dari prodi Magister Studi Islam.
Prof. Dr. H. Zaenuddin, MA selaku Direktur menyampaikan dalam sambutannya bahwa “kegiatan studium general yang kita selenggarakan ini adalah program wajib yang kita laksanakan tiap tahunnya. Kepada kawan-kawan mahasiswa kita berikan satu santapan akademik yang kita mulai dari narasumber kita hari ini yang sangat luar biasa yakni Dr. Muhammad Chairul Huda, M.H. beliau ini adalah ahli dibidang hukum islam. Hari ini kita ambil tema “Isu-isu Kontemporer Dalam Kajian studi islam di Era 5.0 ” kita ambil ini karna memang kita memasuki era 5.0 tidak ada manusia didunia ini yang tidak tersentuh oleh internet. Oleh karna itu, mau tidak mau suka atau tidak suka kita harus menghadapinya, persoalan-persoalan yang muncul atas kehadiran teknologi yang kita nikmati ini disamping manfaat yang kita rasakan tentu ada dampak negatif juga yang hadir dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, hari ini kita hanya akan membahas apa saja isu penting yang perlu kita bicarakan yang itu menjadi bagian apa yang sedang kita hadapi hari ini dan semoga apa yang narasumber nanti sampaikan dapat menjadi ilmu bagi kita semua tentunya.
Dalam materi yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Chairul Huda, M.H. beliau menyampaikan bahwa Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dengan basis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0, tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun demikian, era society 5.0 juga tidak bisa dilepaskan dengan era post truth, (era pasca kebenaran).
Era post truth menunjuk pada masa di mana masyarakat mengalami “kegemukan” informasi akibat derasnya globalisasi informasi. Sebuah era dimana kejujuran-kemunafikan, kebeneran-kebohongan, pencitraan-fakta, fiksi-non fiksi, tidak lagi jelas bedanya yang penting berita tersebut sampai ke publik. Sebuah kebohongan jika didengungkan terus menerus maka akan difahami sebagai sebuah kebenaran, bahkan pelaku pembuat kebohongan ikut mempercayainya.
Perangkat yang dipakai dalam membangun post truth ini adalah dengan hoax, yaitu usaha melakukan tipu muslihat bagi penerima berita agar mempercayainya. Hoax digunakan secara beragam tetapi pada umumnya sebagai bahan fitnah, black campaign, menjatuhkan pihak lain, bahan lelucon, promosi penipuan, manipulasi konten atau propaganda dalam penyebaran ajaran agama tanpa istimbath hukum yang jelas asalnya. Hoax inilah yang digunakan untuk menggiring opini publik, membentuk persepsi dan (terkadang) menyulut kemarahan.