Pontianak, Rabu (14/06/2023)   Pascasarjana IAIN Pontianak menggelar webinar internasional, melalui via Zoom, kegiatan yang mengangkat tema” Isu-isu kontemporer dalam studi keislaman” tersebut di mulai pada jam 19.00 wib malam dan dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Syarif, MA. Beliau menyampaikan bahwa tema ini  sangat penting, di Indonesia bahkan di dunia saat ini sedang bergema dan sedang digencarkan halaqoh-halaqoh fiqih peradaban melalui teori-teori yang akan melahirkan opini-opini peradaban yang berbasis kedamaian yang kita tau bahwa kala itu peradaban yang terjadi pada masa lalu telah dilakukan terhadap penyebaran kekuasaan islam dan hal itu tidak terlepas dari cara-cara dengan penaklukan-penaklukan yang tidak sedikit melahirkan pemikiran-pemikiran yang nadanya keras yang berdampak pada prilaku kekerasan, hal itu bukan berarti tidak boleh dilakukan peperangan, namun efeknya adalah dapat terbangunnya isu-isu dan pemikiran yang melahirkan gerakan-gerakan permusuhan antara umat manusia. Intinya adalah peradaban yang dahulu dilakukan tersebut opini-oponinya berbasis kedamaian untuk Rahmatan Lil ‘Alamin. Oleh sebab itu, peradaban hari ini yang akan kita bangun untuk Indonesia adalah menjadikan basis peradaban dunia yang sifatnya menghargai eksisensi manusia berbasis maqosid as-syariah. “Ujarnya.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa” pentingnya diskusi berkelas dunia seperti saat ini, setidaknya Indonesia akan mengabarkan kedunia bahwa hal ini akan menjadi maqosid Syariah al-islamiyah yaitu untuk mewujudkan penghargaan permanen dan juga maksimal terhadap esensi kemanusiaan. Oleh sebab itu beliau sangat mendukung dan mempunyai harapan besar terhadap munaqosah seperti yang kita laksanakan saat ini agar idealitas tentang kedamaian ini tersiar dari Indonesia yang hari ini telah membangun halaqoh-halaqoh fiqih peradaban yakni tata cara, tata kelola dalam membangun peradaban yang berbasis perdamaian. Untuk itu, Rektor IAIN Pontianak Dr. H. Syarif, MA menambahkan  bahwa sangat penting bagi kampus-kampus melahirkan manhaj atau kurikulum-kurikulum yang berbasis kedamaian, misalnya tentang moderasi beragama yang bernada Rahmatan Lil ‘Alamin. Oleh sebab itu, sebisa mungkin wajib kita tawarkan ke dunia terutama di Indonesia khususnya sesama pengelola kampus karna hal itu adalah gerakan halaqoh fiqih peradaban yang berbasis kedamaian dan kebaikan sesama manusia dan untuk kemakmuran bumi . “Tambahnya.

Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak yakni Prof. Dr. H. Zaenuddin, MA juga menyampaikan sambutannya secara lugas dalam kegiatan webinar internasional tersebut dengan mengajak kita untuk senantiasa semangat dalam mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer terutama didunia pendidikan islam. “Pungkasnya.

Syaikh Prof. Muhammad Dawud dari Mesir dan juga sebagai Narasumber dalam kegiatan webinar internasional terkait Isu-isu kontemporer dalam studi keislaman ini menyampaikan bahwa yang terjadi pada dunia islam khususnya dibidang pendidikan bahwa yang terjadi dinegara islam ini bukan hanya perang menggunakan senjata-senjata saja melainkan perang melalui pemikiran yang mana Rasulullah SAW sendiri telah mengajarkan islam itu untuk mempunyai pemikiran yang cemerlang dan juga baik. Oleh sebab itu, bagaimana sejatinya islam ini memandang pemikiran-pemikiran tersebut dengan menangkis dan menolak pemikiran yang keliru itu sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa Al-qur’an sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebab didalam A-qur’an sudah dijelaskan bahwa umat islam harus saling berhubungan antar agama lainnya dengan baik. Dengan demikian bahwa dengan hubungan ini dapat tercipta kebaikan bagi kehidupan manusia dengan saling tolong menolong antar sesama agar dapat terwujudnya kedamaian yang hakiki.” Ujarnya.

Selanjutnya Prof. Abdul Qodir bin Mukhtar pemateri dari Tunisia juga menyampaikan bagaimana kita harus mempunyai pemikiran yang baik sehingga kita dapat melaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, apalagi kita memasuki ranah pendidikan islam yang semua itu diperlukan pemikiran yang baik agar dapat menciptakan suasana yang baik pula. Beliau menambahkan bahwa tantangan pemikiran islam dahulu itu sangat berbahaya, namun yang lebih berbahaya lagi ialah tantangan pemikiran islam pada saat ini yang sejatinya hari ini kita dihadapkan dengan keadaan yang dapat merusak ke ranah prinsip kepercayaan beragama. Oleh sebab itu, sangat diperlukan terhadap pemikiran-pemikiran yang cerdas dan juga baik agar dapat terbebas dari pemikiran yang keliru. “Pungkasnya.

Penulis: Syamsul Arifin
Editor: Dr. Luqman Hakim, M. S.I